Sejarah Majapahit

Sejarah Majapahit merupakan salah satu bagian penting dalam khazanah sejarah Indonesia, yang berfungsi sebagai cerminan kekuatan dan pengaruh peradaban Nusantara pada abad ke-13 hingga ke-15. Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 di bawah pemerintahan Raja Kertanegara, yang juga merupakan raja terakhir dari Kerajaan Singhasari. Kemenangan Kertanegara atas Jayakatwang di Kediri menjadi salah satu faktor yang mendukung berdirinya Majapahit. Dalam buku "The Majapahit Empire: An Historical and Cultural Overview" oleh Indra B. S. (2020), diceritakan bahwa Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah pimpinan Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389, di mana saat itu terjadi perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat pesat.

Salah satu aspek penting dalam sejarah Majapahit adalah pengembangan sistem pemerintahan yang terstruktur dan efisien. Abdurrahman (2021) dalam jurnal "Governance in Majapahit: A Historical Perspective" menjelaskan bahwa Majapahit memiliki struktur pemerintahan yang melibatkan berbagai jabatan penting di dalamnya, seperti patih, bupati, dan berbagai pejabat lokal. Sistem ini membantu menjaga stabilitas politik dan sosial di seluruh wilayah kekuasaan Majapahit yang luas, yang membentang dari Sumatera hingga Papua.

Selain itu, Majapahit juga dikenal karena kemampuan diplomasi dan perdagangan yang baik. Dalam riset yang dilakukan oleh Nugroho (2022) berjudul "Majapahit as a Regional Power in Southeast Asia", dijelaskan bahwa Majapahit merupakan pusat perdagangan yang menghubungkan berbagai bangsa, seperti China, India, dan Arab. Hubungan dagang ini tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga memungkinkan terjadinya pertukaran budaya yang kaya, yang terlihat dari penggunaan bahasa, seni, dan agama.

Agama juga memainkan peranan krusial dalam sejarah Majapahit. Meskipun awalnya merupakan kerajaan Hindu, munculnya pengaruh Islam di wilayah Nusantara selama masa pemerintahannya tidak dapat diabaikan. Penelitian oleh Martono (2022) dalam artikel "Religious Dynamics in Majapahit: Hinduism and Islam Interactions" mengungkapkan bahwa Majapahit tidak hanya sukses dalam mempertahankan tradisi Hindu-Buddha, tetapi juga menunjukkan toleransi terhadap ajaran Islam yang semakin berkembang. Hal ini menciptakan sinergi antara dua budaya yang berbeda, yang membawa dampak bagi masyarakat di sekitarnya.

Dalam hal kebudayaan, karya-karya sastra yang dihasilkan pada masa Majapahit sangat signifikan. "Negara Kertagama", sebuah karya sastra yang ditulis oleh pujangga Mpu Prapanca, memberikan banyak informasi mengenai sejarah, geografi, dan kebudayaan Majapahit. Menurut penelitian oleh Sari (2021) dalam "Literature and History of Majapahit", naskah ini tidak hanya berfungsi sebagai catatan sejarah, tetapi juga mencerminkan struktur sosial dan pandangan hidup pada masa itu. Melalui karya-karya sastra ini, kita bisa memahami nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat Majapahit.

Di samping itu, arsitektur Majapahit juga sangat menonjol, dengan pembangunan candi-candi yang megah menjadi simbol dari kekuatan dan keindahan arsitektur zaman itu. Penelitian oleh Hadi (2023) dalam artikel "Architectural Heritage of Majapahit" menunjukkan bahwa kompleks candi seperti Candi Penataran dan Candi Tikus mencerminkan teknik dan kreativitas yang tinggi dalam konstruksi. Candi-candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial dan budaya.

Perlu juga dicatat bahwa faktor internal dan eksternal berkontribusi pada kemunduran Majapahit. Menurut Ramadhan (2023) dalam "Factors Leading to the Decline of Majapahit", konflik internal antara pejabat kerajaan dan serangan dari negara-negara tetangga, terutama dari Demak, berkontribusi besar dalam melemahkan Majapahit. Dengan runtuhnya Majapahit, munculnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak menjadi salah satu dampak dari perubahan ini.

Secara keseluruhan, sejarah Majapahit adalah cerminan yang kaya akan kebudayaan, pemerintahan, perdagangan, dan hubungan antaragama yang kompleks di Nusantara. Meski kerajaan ini tidak bertahan lama, akar sejarah yang ditinggalkannya masih terasa hingga sekarang, termasuk pengaruh terhadap identitas budaya Indonesia. Melalui riset dan penulisan sejarah yang mendalam, pemahaman tentang Majapahit tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang masa lalu, tetapi juga memberikan pelajaran berharga dalam pembentukan bangsa Indonesia saat ini.

Sumber:  

- Abdurrahman. (2021). Governance in Majapahit: A Historical Perspective. Jurnal Sejarah Nusantara, 15(2), 122-138.  

- Hadi, S. (2023). Architectural Heritage of Majapahit. Arsitektur dan Budaya, 12(1), 45-67.  

- Indra B. S. (2020). The Majapahit Empire: An Historical and Cultural Overview. Jakarta: Penerbit Sejarah.  

- Martono, R. (2022). Religious Dynamics in Majapahit: Hinduism and Islam Interactions. Jurnal Agama dan Kebudayaan, 9(3), 201-215.  

- Nugroho, A. (2022). Majapahit as a Regional Power in Southeast Asia. Analisis Sosial dan Ekonomi, 11(4), 80-99.  

- Ramadhan, A. (2023). Factors Leading to the Decline of Majapahit. Jurnal Kajian Sejarah, 10(2), 90-111.  

- Sari, L. (2021). Literature and History of Majapahit. Jurnal Sastra dan Sejarah, 8(2), 101-118.  

Posting Komentar untuk "Sejarah Majapahit"