Manfaat pare
Pare atau dalam bahasa ilmiahnya lebih dikenal dengan Momordica charantia termasuk ke dalam keluarga tumbuhan yang sejenis dengan semangka dan melon. Namun, tidak seperti sepupunya yang lebih manis, ia mengandung momordicines, beberapa senyawa paling pahit yang ditemukan dalam makanan, yang memberinya rasa yang khas. Dari lima rasa, yang meliputi rasa manis, asam, asin, dan gurih (umami), pahit adalah yang paling tidak menarik bagi banyak selera, dan untuk alasan yang baik, itu adalah tanda peringatan untuk ibu-ibu di rumah agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi tanaman yang berpotensi beracun. Tetapi berkat para peneliti yang telah meneliti dan para konsumen yang berani mengkonsumi serta melewati rasa yang keras tersebut, akhirnya mereka memastikan bahwa itu memang bisa dimakan, kita sekarang tahu bahwa pare dapat dijadikan salah satu bahan masakan di rumah sehari-hari.
Pare ini adalah makanan yang umum dan sangat populer di seluruh dunia, terutama di Asia, di mana ia dihargai karena kualitas obatnya serta rasa penguatnya. Pare seperti yang dikenal di India, digunakan dalam ilmu penyembuhan holistik kuno Ayurveda untuk menyeimbangkan doshas tubuh, atau konstitusi, dan untuk mengobati berbagai penyakit mulai dari gangguan pencernaan hingga iritasi kulit hingga infeksi bakteri dan virus. Di Filipina, pare disebut ampalaya dan disebut-sebut sebagai pengobatan diabetes; sebuah studi 2007 oleh Departemen Kesehatan Filipina menemukan bahwa memakan daunnya menghasilkan efek hipoglikemik, atau menurunkan gula darah, sementara hasil dari penelitian bersama Australia / Cina menunjukkan bahwa senyawanya membantu meningkatkan penyerapan glukosa.
Saat ini, ekstrak pare sedang dipelajari untuk sifat anti-kanker potensial. Namun, senyawa yang sama yang meringankan penyakit pada beberapa orang dapat menyebabkan komplikasi pada orang lain, yang mana artinya mereka dapat memperburuk hipoglikemia pada penderita diabetes yang sudah menggunakan obat penurun gula darah, sementara wanita hamil sangat disarankan untuk tidak mengkonsumsi pare karena dapat menyebabkan perdarahan dan kontraksi prematur.
Namun, asal kalian tahu, pare penuh dengan vitamin dan mineral, termasuk vitamin A dan C, zat besi, kalsium, dan beta karoten, untuk menyaingi jumlah yang ditemukan dalam sayuran sehat seperti brokoli dan bayam. Jika kalian bisa melewati rasa mengernyitnya tentunya. Untuk kalian yang masih belum terbiasa mengkonsumsi pare, mungkin kalian akan terasas sedikit kaget untuk pertama kalinya. Pare juga hampir tidak bisa dimakan dalam keadaan mentah, tetapi rasa pedasnya dapat dilunakkan dengan beberapa tips sederhana dalam memilih dan menyiapkan masakan.
Di Indonesia sendiri pare seringkali ditemukan dalam masakan sehari-hari ibu dirumah. Bagaimana cara mengolahnya tentu menjadi salah satu bahan pertimbangan kenapa pare itu akan menjadi enak untuk dimakan. Selain sebagai masakan di rumah, pare juga sering dijadikan pelengkap di jajanan siomay yang sering kita temukan di pinggir jalan. Kita dapat menentukan apakah kita ingin memasukkan pare pada jajanan siomay kita atau tidak itu tergantung selera masing-masing orang. Karena pada dasarnya pare adalah makanan yang sehat serta banyak mengandung kandungan gizi di dalamnya.
Sayur Pare |
Pare ini adalah makanan yang umum dan sangat populer di seluruh dunia, terutama di Asia, di mana ia dihargai karena kualitas obatnya serta rasa penguatnya. Pare seperti yang dikenal di India, digunakan dalam ilmu penyembuhan holistik kuno Ayurveda untuk menyeimbangkan doshas tubuh, atau konstitusi, dan untuk mengobati berbagai penyakit mulai dari gangguan pencernaan hingga iritasi kulit hingga infeksi bakteri dan virus. Di Filipina, pare disebut ampalaya dan disebut-sebut sebagai pengobatan diabetes; sebuah studi 2007 oleh Departemen Kesehatan Filipina menemukan bahwa memakan daunnya menghasilkan efek hipoglikemik, atau menurunkan gula darah, sementara hasil dari penelitian bersama Australia / Cina menunjukkan bahwa senyawanya membantu meningkatkan penyerapan glukosa.
Saat ini, ekstrak pare sedang dipelajari untuk sifat anti-kanker potensial. Namun, senyawa yang sama yang meringankan penyakit pada beberapa orang dapat menyebabkan komplikasi pada orang lain, yang mana artinya mereka dapat memperburuk hipoglikemia pada penderita diabetes yang sudah menggunakan obat penurun gula darah, sementara wanita hamil sangat disarankan untuk tidak mengkonsumsi pare karena dapat menyebabkan perdarahan dan kontraksi prematur.
Namun, asal kalian tahu, pare penuh dengan vitamin dan mineral, termasuk vitamin A dan C, zat besi, kalsium, dan beta karoten, untuk menyaingi jumlah yang ditemukan dalam sayuran sehat seperti brokoli dan bayam. Jika kalian bisa melewati rasa mengernyitnya tentunya. Untuk kalian yang masih belum terbiasa mengkonsumsi pare, mungkin kalian akan terasas sedikit kaget untuk pertama kalinya. Pare juga hampir tidak bisa dimakan dalam keadaan mentah, tetapi rasa pedasnya dapat dilunakkan dengan beberapa tips sederhana dalam memilih dan menyiapkan masakan.
Di Indonesia sendiri pare seringkali ditemukan dalam masakan sehari-hari ibu dirumah. Bagaimana cara mengolahnya tentu menjadi salah satu bahan pertimbangan kenapa pare itu akan menjadi enak untuk dimakan. Selain sebagai masakan di rumah, pare juga sering dijadikan pelengkap di jajanan siomay yang sering kita temukan di pinggir jalan. Kita dapat menentukan apakah kita ingin memasukkan pare pada jajanan siomay kita atau tidak itu tergantung selera masing-masing orang. Karena pada dasarnya pare adalah makanan yang sehat serta banyak mengandung kandungan gizi di dalamnya.
Posting Komentar untuk "Manfaat pare"